Tuesday 1 October 2013

Ramalan itu..

Aku memperhatikan ragu wanita tua itu. Dengan lihainya ia mengocok kartu dan memintaku memilih tiga kartu untuk disusun. Selvi dan Fajar sesekali berbisik kecil entah apa yang mereka bicarakan, mereka sedikit menahan tawanya.
“Kamu dilanda kebingungan dalam memilih pekerjaan yang datang menghampiri, sedang malas kuliah ingin segera lulus dan sedang menunggu suatu kabar,”
Aku hanya mengangguk dan memilih kembali tiga kartu. Aku sama sekali tidak percaya ramalan sekalipun. Kalau bukan hanya sekedar menunggu hujan reda aku tidak berminat mengikuti permainan ini.
“Ada dua orang yang menyukaimu, tapi hanya satu yang kamu suka. Kalian sama-sama suka,”
Aku tersenyum tak simetris. Siapa yang aku suka? Aku rasa pikiranku lebih tepat dan akurat untuk meramal hatiku. “Hatiku masih hampa,” gumamku dalam hati. Sambil menopang dagu dan memperhatikan wanita tua berambut gimbal dengan bau di badannya itu. Wanita itu masih mendaratkan pandangannya pada susunan kartu.
“Yang ini siapa?” tanyaku sambil menujuk pada kartu Scop King.
“Dia selalu memberimu segalanya, dia sangat tergila-gila padamu, tapi kamu tidak meresponnya,”
“Andri!!!” teriak Selvi.
Astaga aku baru sadar akan satu temanku yang bernama Andri. Dia baik kepadaku, aku menganggap semua kebaikannya karena dy teman baikku.
“Hati-hati, dia sedang menggunakan magic untuk membuat kamu suka dengannya,” suara wanita tua itu membuat kami serentak terkaget.
“Maksudnya? Pelet?” Aku sedikit tidak yakin, wanita itu hanya mengangguk.
“Lantas siapa jodohku?” tanyaku spontan. Yah, aku hanya bertanya ringan tidak ingin bertele-tele dengan ramalan yang bagiku itu tidak pasti.
“Dia jodohmu! Lelaki bertubuh sedikit gemuk yang sekarang sangat dekat denganmu,” ujar wanita itu sambil menujuk pada sebuah kartu Queen.
Selvi menatap fajar. Fajar tersenyum, wajahnya sedikit memerah.


Comments system

Disqus Shortname

Navigation-Menus (Do Not Edit Here!)

Instagram Photo Gallery