Friday 20 December 2013

I LOVE YOU FOREVER


“I LOVE YOU, FOREVER...,” 
@reginaristia

Cintai lebih dalam Penciptanya, sebelum kamu mencintai ciptaan-Nya...

***
Kamu tau yang namanya jatuh cinta itu seperti apa? Tidak ada yang menandingi anugrah rasa yang telah Allah berikan itu. Betapa indahnya cinta sampai aku bersyukur bisa diberi kebahagiaan, yaitu dia. Bagiku, dia adalah segalanya bagiku. Dia yang menemaiku selama lima tahun. Saat masih memakai seragam putih abu hingga berpijak di kampus biru.
Semakin hari rasa cintaku semakin besar. Aku rela berkorban demi dia. Hingga aku memiliki rasa takut teramat dalam untuk kehilangan dia. Apapun kulakukan demi si dia. Status facebook-ku selalu berkata aku mencintai dia selamanya.
Tapi, siapa sangka. Aku kira kebahagiaan itu bakalan berlangsung lama. Allah sang sutradara semesta punya rencana dasyat loh. Allah mengambil ibu dariku. Orang yang selama ini sering aku sia-siakan. Orang yang kadang aku bohongi demi mementingkan si dia.
Terkadang kita baru tersadar  akan sesuatu berharga setelah sesuatu itu hilang. Atas kehendak dan kekuasaa-Nya, Allah ternyata memarahiku. Allah mengambil ibu dariku agar aku tau kalau selama ini aku sangat bodoh. Mencintai seseorang secara lebay.
Semenjak ibu pergi, aku mulai belajar mengubah diri. Belajar untuk lebih dekat dengan Allah. Aku mulai mengenal apa itu pacaran dan entah berapa besar dosaku perbuat saat setan menghasut ketika aku sedang berduaan dengan si dia.
Dia mulai curiga dengan sikapku. Dia merasa aku menjauhinya. Aku bilang yang sebenarnya kalau aku ingin mengubah hidupku jadi lebih baik. Tapi, dia tidak mempercayaiku. Dia bilang aku menyembunyikan sesuatu. Dia bilang aku sudah tidak mecintainya lagi dan dengan gampangnya dia mengira kalau aku ngecengin cowok lain.
Ya Allah, cobaan apalagi ini. Aku kira, ia bisa mengerti dan mendukung niat baikku. Aku hanya ingin kita sama-sama memperbaiki diri melangkah bersama mencapai keridhoan Allah. Aku berdebat dengannya hingga akhirnya dia tidak mau hubungan kita seperti ini. Dia cuman mau kita seperti biasanya. Dia bilang sih dia tidak bisa jauh dariku. Padahal, aku hanya mengurangi frekuensi bertemu dan mengajak ia ikut mengubah hidupnya.
“Santai aja kali, kita kan masih muda bro. Harus nikmatin dulu hidup kalau udah tua baru kita fokus ibadah,” ujarnya enteng.
Aku hanya bisa mengelus dada dan berusaha untuk menahan amarahku. Ya Allah, lelaki seperti ini yang selama ini mendampingiku? Seperti ini lelaki yang aku kira bisa menjadi imamku? Padahal aku cuman ingin bisa dekat dengan-Mu tanpa harus kehilangan dia. Tapi kalau memang bersamanya bisa membuat aku jauh dari-Mu aku lebih baik kehilangan dia. Aku yakin, jika kita meninggalkan sesuatu karena Allah, Allah akan menggantikan dengan yang lebih baik.
Setelah aku berputus dengan si dia, entah kenapa aku merasa lebih lega. Padahal, dulu aku takut untuk kehilangan dia. Maha besar Allah yang mampu membolak balikkan hati manusia.
Waktu aku masih jadian sama dia, aku rela men-delete kontak teman-teman lelakiku demi meredam kecemburuan si dia. Astagfirullah, selama ini aku telah memutuskan tali silaturahmi dengan orang lain.
***
Waktupun cepat berlalu. Puji syukur aku punya kesibukan positif di kampus. Ditambah memiliki teman-teman pergaulan remaja masjid yang membuatku jadi istiqomah di jalan Allah.
Suatu ketika aku membuka facebook-ku, dari halaman muncul dengan sendirinya sebuah peristiwa penting. Tidak sengaja melewat diberanda tulisan 11-12-2013. Rupanya, disitu ditulis kalau si dia telah berpacaran dengan perempuan yang dulu sempat menjadi teman baikku. Aku tersenyum meski sedikit merasa aneh dengan ketulusan senyumku. Entah kenapa aku jadi ingin kepo dengan twitter si mantan itu. Setelah aku lihat, rupanya mereka yang baru jadian itu memasang foto ava yang sama. Si perempuan itu berpakaian serba mini dan duduk dekat dengan si mantan.
Ya Allah, terimakasih engkau telah menunjukan dia yang sebenarnya. Sekarang aku baru sadar akan rencana-Mu yang indah itu. Ternyata, pertanda itu selalu ada namun terkadang aku tidak menyadarinya..
Sekarang, semakin hari prestasiku semakin meningkat. Semua berkat usaha dan keridoan Allah. Betapa mudahnya move-on saat kita terus mengucapkan Asma Allah.
Biarpun sekarang aku jomblo, aku tidak merasa khawatir. Aku selalu berdoa agar aku bisa mendapatkan jodoh yang shaleh. Seorang imam yang hatinya rupawan, yang bisa menuntunku mencapai keridoan-Nya.
“Aku ngeliat Ardy udah jadian loh sama Vidya. Kamu kenal kan Vidya? Bukannya dulu teman curhat kamu yah,” ungkap Rini, teman semasa sekolah yang sekarang sekampus denganku.
“Iya, aku tau ko,” jawabku sambil terseyum.
“Kok kamu kayaknya seneng? Cie... kamu sendiri sekarang lagi deket sama siapa?” tanya Rini sambil menggoda.
“Alhamdulillah, sekarang lagi pdkt,” jawabku yang masih melengkungkan senyuman.
“Oia, sama siapa?” tanya Rini makin kepo.
“Sama Allah, dong,” jawabku sambil meninggalkan mushola.
Tidak ada yang abadi selain cinta seorang umat kepada penciptanya...

Saturday 7 December 2013

Kukuyaan Jadi Kuya Beneran

Awalnya cuman mau setor muka doang sih ama anak-anak BEM. Mereka pada mau rafting di sungai Dago. Pas udah ngeliat anak-anak pake pelampung, Selvi langsung girang banget pengen ikutan. Terpaksa lah aku digiring dan dipaksa make pelampung juga. Alhasil, sesudah pake kostum yang mirip sama kura-kura ninja butet, kita langsung menuju sungai dago naik truk gede bareng pemandu.
Awalnya, aku kira arum jeram disini pake perahu gitu dan engga bakalan basah-basahan banget. Eh taunya, masing-masing dikasih satu ban dan mereka dihayutkan satu-satu. Lahhh ini sih bukan rafting tapi selancar sungai atau nama kerennya riverboarding. Melihat deras aliran sungai kebayang udah kayak devil bertanduk gitu, kaki tiba-tiba lemes, badan panas, masuk angin, flu batuk pokoknya udah engga karuan.

Bukannya lebay sih, aku emang masih belajar ngobatin trauma karna dulu pernah tenggelam di sungai. Tapi karna engga mau keliatan takut di depan anak-anak, terpaksa pura-pura so berani gitu.
Pas udah di “palid-keun” sama si aa rafternya, (rafter ini aku sebut si aa yang suka ngerafting di sungai itu, ngasal sih). Sumpah, serem banget aliran sungainya deras dan aku lemah tak berdaya sambil duduk di ban pelampung. Berteriak-teriak engga karuan kerudung udah gak kobe dan semua basah tiba-tiba aku menghantam batu besar. Dwaaaarrrr !!!! ban besar yang aku dudukin langsung kebalik kebawa arus gitu. Untungnya ada si aa rafter yang langsung siaga ngebantuin buat ngasih tau kalo aku masih hidup.

Ternyata, engga cuman baju, celana dan sepatu kece ku yang basah, pipi pun ikut basah terkena tetesan air mata. Bendera putih pun berkibar menandakan kalau aku menyerah. Aku duduk dibatu bareng si aa rafter. Pas ditanya jalan pulang kemana, katanya jauh kalo engga lewat sungai ini. Nah loh mampus mau engga mau aku harus lewat sungai dan engga bisa lewat darat. Setelah dibujuk sama si aa rafter yang lumayan ganteng sih akhirnya aku mau lewat sungai itu lagi asal dipegangin tangannya sama si aa yang pake ban juga.

Suara-suara bising pun mulai bergema. Anak-anak BEM pada teriak-teriak pas udah ngelewatin arus sungai yang lumayan ekstrim. Aneh nya mereka pada teriak-teriak dengan mulut lebar sehingga air sugai masuk kemulut mereka. Ada yang masuk idung dan malah kakinya keram keseleo, rematik asam urat dan kesemutan. Mungkin buat orang yang phobia kayak aku sih ini bener-bener gilaks dan bikin nyaris pingsan. Tapi, aku mencoba buat tenang pasrahin sama Allah. Disini aku bener-bener merasa sangat berani. Aku kan pake pelampung dan helm insya allah safety. Ditambah dipegangin sama si aa rafternya. Aweuuu...

Sempet beberapa kali terpisah sama si aa rafternya saking deras aliran airnya. Aku ke kiri si aa nya kekanan dan terhantam batu besar. Nyangkeud lah aku (tersendat di batu dan engga bisa maju). Tangan aku sama si aa rafter terpisah padahal udah tinggal 3 centi lagi mau pegangan. Apalah daya air nya deras banget dan aku engga bisa melakukan apa-apa. Di depan udah ada aa rafter satunya lagi yang berdiri mengontrol kondisi. Niatnya mau megang ke si aa itu eh si ban nya malah muter sendiri gera, tangan cuman bisa megang boxer si aa nya dan celananya merosot gara-gara aku tarik. Belum sempet aku minta maaf aku udah kebawa arus lagi ampunnnn L sieun pokoknya mah...

Dua jam mengitari sungai. Sempat beberapa kali istirahat, pas udah mulai ke finish, aku udah engga takut lagi. Yeyeyeye.. malahan seru dan aku udah bisa mendayungkan tanganku kalo-kalo si ban nya muter sendiri. Terus udah engga takut lagi kena batu udah bisa menghindar dan malah so-soan  muterin ban gitu kayak yang naik bom-bom car. Wahhh pokoknya seru ....

Tuesday 3 December 2013

*Mewartakan Pengalaman Seorang Pewarta*





Berada dibarisan bangku paling depan aku memperhatikan secara antusias seorang pria berkacamata penuh karisma di sebuah ruangan berisi 30 orang itu. Dengan sigapnya, aku mengeluarkan buku catatan dan pena biruku. Akrab dipanggil Mas Beginu, ia merupakan wartawan senior Kompas yang memaparkan materi penulisan media digital dalam Workshop dan Seminar "Kompas Saba Kampus", Senin (2/12) di Kampus Universitas Khatolik Parahyangan Bandung.

 Hal yang paling menarik adalah ketika ia memaparkan kehidupan kewartawananya saat ditugaskan meliput istana Presiden. Empat tahun lamanya ia mewarta kejadian yang berkaitan dengan kepresidenan. Dont judge a book by its cover. Mungkin itu adalah kalimat populer yang sering digunakan sebagai istilah yang menunjukan bahwa kita tidak boleh melihat sesuatu hanya dari tampilannya saja. Dibalik cerita SBY mengatur negaranya, ada kisah kegemaran SBY bernyayi, SBY berlatih pidato, kebohongan pemerintah dihadapan publik, publisitas pemerintah, tepuk tangan dan tingkah laku pejabat tanah air jadi bagian dari kisah kewartawanannya Mas Beginu yang tak segan ia tulis dalam buku best sellernya. Tentunya dengan melakukan verifikasi, rasa ingin tahu dan kejujuran yang ditegakkan.

Pemikiran "out of the box" dan naluri skeptis yang dimiliki membuat ia mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting. Sungguh karya jurnalistik yang bisa dipertanggung jawabkan. Ia pandai mengemas sebuah tulisan yang sangat menarik bagi para pembaca. Atmosfir jurnalisku perlahan bangkit kembali setelah sebelumnya gagal di sebuah media akibat mempertahankan keidealisan-ku. Sempat khawatir untuk melanjutkan kembali berkarya di era konglomerasi media ini. Namun, ucapan Mas Begitu membuatku tidak takut memegang amanat khalayak untuk menyebarkan informasi yang benar dan relevan. Semangatku kini membara! "Not Meaning Just Money," ungkap Mas Rene dalam seminar Importance of Passion and Creativity in Media Industry.
Kata-kata motivasi itupun menjadi energi positif kalau uang itu bukan tujuan utama. Saat ini banyak oknum wartawan yang memanfaatkan profesi kuli tintanya, atau sekedar menjadi buruh bagi medianya. "Apa mau disebut wartawan amplop?" lontar Mas Beginu. Pria yang memiliki 400 lebih tulisan di blog kompasiananya itu mengajarkan peserta untuk tidak menerima sogokan atau pamrih seperti yang dididik Kompas kepada wartawannnya. Senang sekali bisa mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat dari Kompas Kampus. Mendapatkan pelajaran dari pengalaman berharga kewartawanan seorang jurnalis senior. Semoga nanti saya bisa bertemu kembali dengan Mas Beginu di ruang redaksi. Berharap besar bisa berkarya di media yang tidak memiliki kepentingan partai seperti Kompas. Kalaupun mungkin belum bisa bergabung di Kompas, setidaknya yang namanya "cinta" tidak harus memiliki.

Thursday 21 November 2013

Say Big No!!!! For Today

Katanya, dengan berpuasa bisa mengajarkan seseorang untuk melatih kesabaran. Bener gak sih? Nah buat membuktikannya dibutuhkan keberanian untuk berpuasa. Keberanian? Puasa ini bukan sesuatu yang menakutkan. Tapi sesuatu yang sulit untuk ditahankan. Entah berapa kali aku gagal melakukan puasa di hari biasa. Selalu tergoda dengan lambayan tangan chiken katsu atau cordon bleu keju.
Hari ini kuliah subuh. Tepat pukul lima setelah aku berjuang melawan super glue yang ada di mata, usai salat subuh lekas menancapkan peluru memori dan memusatkan titik fokus pada golden hour. Dimana matahari lagi anget-angetnya memancarkan sinarnya.
Setelah melukiskan cahaya melalui kamera kesayangan yang terkadang dijablaykan itu, aku langsung membantingkan tubuhku diatas kasur. Bantal, guling, dan boneka mikeey mouse seraya memanggil mengajak bergelut dibalik selimut.
Oh tidak, jam menunjukan pukul enam. Seandainya jatah bolosku belum habis, aku masih ingin bermesraan dengan kehangatan selimut chealsea-ku. Tanpa sarapan dan sudah berniat puasa sebelumnya, aku terpaksa mengelurakan naluri pembalap.
Aku berlari menuju lantai dua, sebenarnya aku sendiri lupa dimana ruang kelasku. Masa bodoh dengan kuliahku tahun ini. Mereka silih bersiku dan beradu dengan jam kerjaku. Butiran keringat sedikit menggulung diantara alis. Ritme nafas yang terengah-engah sambil membungkuk menempelkan kedua telapak tangan di sikut kaki, aku menatap ruang kelasku. Kosong.
“Ibunya engga ada katanya cuman absen doang,” ujar seseorang.
***
07. 20 – sedikit gendok setelah maraton menaiki eskalator kampus yang mati, akupun berniat rehat sejenak di kosan Anisa. Eh taunya si Anisa lagi nginep dikosan Tria, ditungguin engga ada yaudah deh terpaksa nungguin jam kelas kedua di perpustakaan. Padahal niatnya pengen memanjakan super glue yang masih bersisa di mata. Dua kali dua puluh empat menit aku memejamkan mata, rasanya belum cukup merefresh penglihatan dibalik kaca mata berframe hitam ini.
Ya Allah, maafkan aku yang selalu mengeluh dan terlihat lemah di matamu. Bukannya aku tidak bersyukur dengan waktu. Tapi kenapa, aku selalu menjadi pemburu waktu. Kadang aku muak dengan aktifitasku ini. Ingin sebentar saja melarikan diri dari setumpuk pekerjaan yang tak kunjung selesai. Belum lagi tugas kuliah yang menuntutku untuk melakukan ini itu. Selalu saja kuliah mengganggu pekerjaanku. Eh, kebalik yahh ..
Siang ini, usai presentasi industri media soal kantor berita, aku langsung pergi ke tempat cetak album foto magazine. Eh taunya, belum kelar dong si ebel tehh .. katanya ada satu halaman file yang ketinggalan. Okelah, salah gue kali engga teliti. Halaman 7 nya ilang. Alhasil, bilang sama si mas yang sedikit ganteng itu buat aku kirimkan ke email filenya.
Abis dari situ, ketempat ngedit video, eh taunya belum beres katanya beres besok siang. Hmmm oke :} panas-panas gini, pura-pura lagi gak puasa aja biar engga terlalu kerasa rasa.
Terpaksa dehhhh harus minta maaf sama client. Padahal udh janjian malem mau ketemu, tapi mbaakk e file nya engga ada jadi diundur minggu depan deh haduh engga enak. Maaf yah
Sebenernya gara-gara aku banyak kerjaan ini itu, jadi engga puguh. Ya engga puguh otaknya aja engga puguh ditaro dimana. Bener-bener oleng, gara-gara kurang tidur tapi pun pas markirin motor gak sengaja nyenggol motor sebelah dan yang lainnya malah ikut-ikutan jatoh seraya mengundang orang-orang untuk menyaksikan pertunjukan malu itu.
19.00 – Alhamdulilah, setelah selesai urusan event dengan sebuah Mall aku bisa berbuka puasa ditemani Selvi. Sebenernya ini event bermasalah banget menurut aku. Tapi ya sebagai EO yang pengen keliatan profesional yah mau gimana lagi harus menutupi kekurangan itu. Harus bisa cerdas pokoknya mah.
21.00 – Abis nongkrong dulu sebentar diangkringan bareng sama komunitas fotografi langsung berpamitan pulang. Niat utamanya sih ngobrolin event buat entar minggu.
22.00 - Sial, di tengah perjalanan menuju pulang, HP aing jatoh dong dan ada cewek teriak-teriak “mbakk tadi hp nya jatoh disana,”
Urang langsung putar balik ke tempat yang ditunjukin si mbak tadi. Alhamdulillah untung si mbak nya baik ngasih tau jadi urang bisa fast respon ke TKP. Suasana jalanan sepi diantara pukul 11 malam aku sendirian menyusuri tepi trotoar . yang ada sesekali kendaraan roda empat melewat memecah kesepian.
Big No. HP tidak ditemukan. Ya Allah plisss bantu aku, maafkan aku yang sedikit ceroboh karena seleting tas sedikit terbuka. Pas aku liat, oh ternyata hape yang android yang jatoh bukan yang BB pantesan aku nyari dijalan yang warna biru engga ada taunya yang jatoh hape yang item.
Ampun pengen nangis ini hampir setengah jam lalu lalang sendirian nyari hape engga ketemu-ketemu. Sampe akhirnya aku hopeless banget dan berhenti di pinggir trotoar sambil mematikan motor ngarenghap sakedap.
Tiba-tiba ada suara srekkkk . .. aku cari suara itu ternyata di bawah sepatu aku menginjak sesuatu. Oh tidak, sungguh mengagetkan yang aku injak adalah casing hape. Emakk... dimana Hpnya yang ada cuman cassingnya doang.  Makin membuatku ingin terus menelusuri misteri ini.
Sampe akhirnya diantara cahaya jalanan sepi dan remang-remang aku menilik-nilik sesuatu yang sedikip mengkilap dan ternyata itu hapenya. Alhamdulilah sambil menari bara bara bere aku senang bukan main. Tapi, batre nya engga ada. Ya ampun kasian si hitam ini udah ma jarang diisi pulsa, jatoh berceceran pula.
Aku cari-cari lagi dan lagi, akhirnya ketemu yeah ... dibalik tumpukan serbuk dedaunan yang jatuh aku menemukan batre itu. Sambil menyatukan dengan badannya secara utuh, handpone itu bisa nyala kembali.
12.00
Pager rumah udah di kunci. Aku menelpon kakakku untuk membukakannya. Sambil berjalan jinjit aku menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar.
Bantal, guling dan boneka mikeey mouse seakan menertawakanku atas peristiwa hari ini. Sebenernya masih banyak hal gendok yang terjadi hari ini cuman engga aku ceritain soalnya malah jadi bikin nambah badmood aja.
Yang jelas, hari ini bener- bener melatih kesabaran. Untung nya lagi puasa coba kalo engga udah makan anak orang.


Comments system

Disqus Shortname

Navigation-Menus (Do Not Edit Here!)

Instagram Photo Gallery