“I
LOVE YOU, FOREVER...,”
@reginaristia
@reginaristia
Cintai
lebih dalam Penciptanya, sebelum kamu mencintai ciptaan-Nya...
***
Kamu
tau yang namanya jatuh cinta itu seperti apa? Tidak ada yang menandingi anugrah
rasa yang telah Allah berikan itu. Betapa indahnya cinta sampai aku bersyukur
bisa diberi kebahagiaan, yaitu dia. Bagiku, dia adalah segalanya bagiku. Dia
yang menemaiku selama lima tahun. Saat masih memakai seragam putih abu hingga
berpijak di kampus biru.
Semakin hari rasa
cintaku semakin besar. Aku rela berkorban demi dia. Hingga aku memiliki rasa
takut teramat dalam untuk kehilangan dia. Apapun kulakukan demi si dia. Status
facebook-ku selalu berkata aku mencintai dia selamanya.
Tapi, siapa sangka. Aku
kira kebahagiaan itu bakalan berlangsung lama. Allah sang sutradara semesta
punya rencana dasyat loh. Allah mengambil ibu dariku. Orang yang selama ini
sering aku sia-siakan. Orang yang kadang aku bohongi demi mementingkan si dia.
Terkadang
kita baru tersadar akan sesuatu berharga
setelah sesuatu itu hilang. Atas kehendak dan kekuasaa-Nya, Allah
ternyata memarahiku. Allah mengambil ibu dariku agar aku tau kalau selama ini
aku sangat bodoh. Mencintai seseorang secara lebay.
Semenjak ibu pergi, aku
mulai belajar mengubah diri. Belajar untuk lebih dekat dengan Allah. Aku mulai
mengenal apa itu pacaran dan entah berapa besar dosaku perbuat saat setan
menghasut ketika aku sedang berduaan dengan si dia.
Dia mulai curiga dengan
sikapku. Dia merasa aku menjauhinya. Aku bilang yang sebenarnya kalau aku ingin
mengubah hidupku jadi lebih baik. Tapi, dia tidak mempercayaiku. Dia bilang aku
menyembunyikan sesuatu. Dia bilang aku sudah tidak mecintainya lagi dan dengan gampangnya
dia mengira kalau aku ngecengin cowok lain.
Ya Allah, cobaan
apalagi ini. Aku kira, ia bisa mengerti dan mendukung niat baikku. Aku hanya
ingin kita sama-sama memperbaiki diri melangkah bersama mencapai keridhoan
Allah. Aku berdebat dengannya hingga akhirnya dia tidak mau hubungan kita
seperti ini. Dia cuman mau kita seperti biasanya. Dia bilang sih dia tidak bisa
jauh dariku. Padahal, aku hanya mengurangi frekuensi bertemu dan mengajak ia
ikut mengubah hidupnya.
“Santai aja kali, kita
kan masih muda bro. Harus nikmatin dulu hidup kalau udah tua baru kita fokus
ibadah,” ujarnya enteng.
Aku hanya bisa mengelus
dada dan berusaha untuk menahan amarahku. Ya Allah, lelaki seperti ini yang
selama ini mendampingiku? Seperti ini lelaki yang aku kira bisa menjadi imamku?
Padahal aku cuman ingin bisa dekat dengan-Mu tanpa harus kehilangan dia. Tapi
kalau memang bersamanya bisa membuat aku jauh dari-Mu aku lebih baik kehilangan
dia. Aku yakin, jika kita meninggalkan
sesuatu karena Allah, Allah akan menggantikan dengan yang lebih baik.
Setelah aku berputus
dengan si dia, entah kenapa aku merasa lebih lega. Padahal, dulu aku takut
untuk kehilangan dia. Maha besar Allah yang mampu membolak balikkan hati
manusia.
Waktu aku masih jadian
sama dia, aku rela men-delete kontak teman-teman lelakiku demi meredam
kecemburuan si dia. Astagfirullah,
selama ini aku telah memutuskan tali silaturahmi dengan orang lain.
***
Waktupun cepat berlalu. Puji syukur aku punya
kesibukan positif di kampus. Ditambah memiliki teman-teman pergaulan remaja
masjid yang membuatku jadi istiqomah
di jalan Allah.
Suatu ketika aku
membuka facebook-ku, dari halaman
muncul dengan sendirinya sebuah peristiwa penting. Tidak sengaja melewat
diberanda tulisan 11-12-2013. Rupanya, disitu ditulis kalau si dia telah berpacaran
dengan perempuan yang dulu sempat menjadi teman baikku. Aku tersenyum meski
sedikit merasa aneh dengan ketulusan senyumku. Entah kenapa aku jadi ingin kepo
dengan twitter si mantan itu. Setelah aku lihat, rupanya mereka yang baru
jadian itu memasang foto ava yang sama. Si perempuan itu berpakaian serba mini
dan duduk dekat dengan si mantan.
Ya Allah, terimakasih
engkau telah menunjukan dia yang sebenarnya. Sekarang aku baru sadar akan
rencana-Mu yang indah itu. Ternyata,
pertanda itu selalu ada namun terkadang aku tidak menyadarinya..
Sekarang, semakin hari
prestasiku semakin meningkat. Semua berkat usaha dan keridoan Allah. Betapa
mudahnya move-on saat kita terus
mengucapkan Asma Allah.
Biarpun sekarang aku
jomblo, aku tidak merasa khawatir. Aku selalu berdoa agar aku bisa mendapatkan
jodoh yang shaleh. Seorang imam yang hatinya rupawan, yang bisa menuntunku
mencapai keridoan-Nya.
“Aku ngeliat Ardy udah
jadian loh sama Vidya. Kamu kenal kan Vidya? Bukannya dulu teman curhat kamu
yah,” ungkap Rini, teman semasa sekolah yang sekarang sekampus denganku.
“Iya, aku tau ko,”
jawabku sambil terseyum.
“Kok kamu kayaknya
seneng? Cie... kamu sendiri sekarang lagi deket sama siapa?” tanya Rini sambil
menggoda.
“Alhamdulillah,
sekarang lagi pdkt,” jawabku yang masih melengkungkan senyuman.
“Oia, sama siapa?”
tanya Rini makin kepo.
“Sama Allah, dong,”
jawabku sambil meninggalkan mushola.
Tidak
ada yang abadi selain cinta seorang umat kepada penciptanya...